Search This Blog

Thursday, July 8, 2010

Sweeat memory


Angin masih berhembus. Butir-butir pasir masih beterbangan. Awan-awan hitam belum lagi pergi. Tangisan langit belum juga reda. Aliran darah kami masih deras walaupun ia tidak akan berhenti bertumpah. Bebatuan masih keras berbicara, saat kami memaksanya bicara. Kami kandung bebatuan itu, lalu kami sandang kalimat suci. Jernih mata kami memandang. Lelah sudah lama kami lupakan. Angan kami jauh menerawang kebelakang. Saat cahaya masih terang benderang. Saat matahari diatas cakrawala, mengambang. Diri-diri hangat. Senyum tak pernah habis. Hati tak pernah duka. Tunas-tunas tumbuh dibawah lindungan keperkasaan. Bunga-bunga mekar tanpa ada yang berani merenggutnya dengan paksaan. Pikiran melesat menembus batas angkasa raya. Cita-cita mulia menyelimuti dunia. Manusia aman sentosa tanpa cela. Mereka tak pernah berhenti membesarkan penciptanya.
Angan kami jauh menerawang kebelakang. Saat cahaya masih terang benderang. Saat matahari masih menyinari diri diatas cakrawala, mengambang. Kami jaga dia. Keringat dan darah rela kami persembahkan untuknya. Hanya dia yang akan memberi kami segala-galanya. Hanya dengan dia kami akan melawan semuanya. Dia diri kami. Dia nafas kami. Dia nyanyian hidup kami. Keringat dan darah pasti akan kami persembahkan untuk membelanya. Demi diri kami sendiri. Juga demi siapapun yang lahir setelah kami. Ratusan dunia tunduk. Ratusan tahun manusia takluk. Mereka hargai dan takuti kami, karenanya. Bumi jadi tempat yang megah. Dimana setiap jiwa terjaga dari dosa. Dimana setiap harapan punya tempat untuk diwujudkan. Dimana mawar-mawar merah dijaga kehormatannya. Dimana taman-taman bunga selalu semerbak mengharumi dunia. Saat orang lain gelap hitam, kami merajai dunia, karenanya. Saat orang lain buta, kami terang ditunjukinya. Ketinggian kami tak mungkin dijamah karena dia. Kami jaga dia. Segala yang kami punya rela kami persembahkan untuknya. Demi diri kami sendiri. Juga demi siapapun yang lahir setelah kami.
Waktu orang lain sesat, kami tetap lurus dirunjukinya. Waktu orang lain tak punya tempat bergantung, kami kokoh kuat ditopangnya. Mereka berdiri dengan pongah. Merasa iri dan tidak tahu diri. Mereka menghancurkan kami dari segala arah. Tapi dengannya, tak ada satupun mahluk yang mampu mengalahkan kami. Hingga suatu saat, perlahan-lahan, cahayanya mulai pudar menyinari dalam diri kami. Awan mendung turun mengitari kami. Semua mulai gelap. Hingga cahayanya pergi. Keagungan kami hilang. Kebesaran kami punah, karna salah kami sendiri. Bunga yang mekar hancur direnggut orang. Tunas-tunas yang tumbuh hancur dipotong parang. Mahluk sesat maju menyerbu kami dengan garang.
Dia sudah pergi, tak ada lagi dari diri kami. Sesuatu yang seharusnya kami sadari. Diri-diri kami diinjak-injak orang. Tak pernah lagi ada kemuliaan. Darah kami tak pernah berhenti ditumpahkan. Hanya karna tamak, iri dan kegilaan. Badan kami dikoyak-koyak. Gelap, sudah sempurna menyelimuti dunia. Cahanya sudah pergi tidak ada lagi sentosa. Harapan sudah putus, pupus mereka cabik. Nafas-nafas kami sudah tercekat dihambat mereka mahluk-mahluk sesat. Mereka berkeliaran. Liar nyala matanya. Darah dari senyumnya. Hunus belati ditangannya. Pongah mereka dalam tegaknya. Mereka merasa menang. Kegelapan akan terus mereka sebarkan, tanpa menyisakan walau satu cahaya saja. Mereka jahat. Sejahat iblis di neraka.
Satu hal......... cahanya tidak akan pernah hilang. Jika dia hilang dari diri-diri kami, kami akan menyalakannya lagi. Akan kami jaga dia. Akan kami serahkan nyawa, keringat dan darah kami padanya, demi diri kami sendiri. Juga demi siapapun yang ada setelah kami. Karna dia adalah kami. Dialah nyanyian hidup kami. Dialah nafas kami. Dia kekuatan kami. Dengannya, kami akan lawan semua. Angan harus dihentikkan. Bebatuan tidur dalam genggaman. Kalimat suci wajib kami junjungkan. Kami punya masa lalu yang cemerlang, yang akan kami kembalikan seutuhnya. Dengannya sebagai petunjuk jalan. Menerang dikegalapan. Hingga kemuliaan ada pada kami lagi. Kami menyongsong segalanya. Dengan dia sebagai kekuatan. Demi diri kami sendiri, juga demi siapapun yang lahir setelah kami.
Jernih mata kami memandang.............. lelah sudah lama kami lupakan....... kini saatnya untuk berjuang...... mengembalikan segalanya yang sudah lama hilang.......

7 fakta (award)




Assalam kawan.....
Salam bloggers....
Beberapa hari yang lalu gw dapat award,kurang tau juga sih award ini awalnya dari mana, tapi katanya bagi blogers yang mendapatkan award ini disarankan untuk menulis 7 hal or 7 fakta....
Nah ni dia 7 fakta yang saya pilih utnuk gw tulis di blog ini:
1.      Ternyata Ular gak punya telinga!
Nah dari sini kemudian muncul pertanyaan “trus gimana dengan pawang ular di india yang menggunakan seruling dan seolah2 ular ikut menari mengikuti suara seruling?”
Ternyata hal tersebut bukan karena ular mendengar suara seruling tersebut(khan ular gak punya teling) tapi karna si ular hanya tertarik pada gerakan seruling yang dimainkan oleh sang pawang.

2.      Tau Gak kenapa Ular selalu menjulurkan lidahnya seperti sedang mencibir km?
Ternyata lidah adalah indra yang paling penting bagi ular, karna ular gak punya telinga maka tuhan yang maha adil memberikan lidah yang luar biasa pada ular, lidah ular sangat sensitif terhadap getaran udara, dengan menjulurkan lidahnya ular menangkap suara dan bau.(mungkin ular juga gak punya hidung yha?) gak tau juga deh soalnya belum ada penelitian tentang itu.

3.      Tau Gak Ternyata pemilik suara terbesar bukanlah rockers atau ledakan bom tapi Paus biru.
Ya paus biru...! Menurut para ilmuwan, hewan yang memiliki suara paling keras adalah ikan paus biru (Balaenoptera Musculus), yang juga menyandang gelar sebagai hewan terbesar di bumi. Suara ikan paus biru lebih keras daripada suara motor Harley Davidson. Bahkan lebih keras daripada suara konser rock yang paling keras, dan juga lebih keras dari ledakan bom.Seberapa keraskah suara ikan paus biru tersebut? Suara ikan tersebut adalah 188 desibel..! Angka ini sama dengan 1 juta kali suara mesin jet (yang mencapai tingkat kekerasan suara 120-130 desibel). Perlu diingat bahwa tingkat kekerasan suara bertambah secara logaritmis. Ini berarti setiap kenaikan 10 desibel berarti peningkatan intensitas suara hingga 10 kali.Ini adalah salah satu alasan bagi kita semua untuk bersyukur bahwa ikan paus biru tersebut tinggalnya di dalam laut. Dan disinal bukti betapa tuhan maha adil, coba bayangkan jika paus hidupnya didaratan!